Pernahkah
anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari “tidak
pede” dalam menghadapi suatu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap
orang pernah mengalami krisis kepercayaan diri
dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan
sampai usia lanjut. Seperti halnya, setiap individu sering berkata pada diri
sendiri, “dulu saya tidak penakut seperti ini….kenapa
sekarang jadi begini?” ada juga yang berkata: “kok saya tidak seperti dia?…yang
selalu percaya diri…rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya…saya
malu menjadi diri saya!”
Menyikapi
kondisi seperti tersebut diatas maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita:
mengapa rasa percaya diri begitu penting dalam kehidupan individu. Lalu apakah
kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat
perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hubungan
interpersonal. Jika memang rasa kurang percaya diri dapat diperbaiki,
langkah-langkah apakah yang harus dilakukan?
Sebelum
kepada pembahasan mengenai langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dalam
mengatasi kurangnya rasa percaya diri. Berikut akan di bahas mengenai beberapa
ciri atau karakteristik individu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah
- Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok
- Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan.
- Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri – namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri.
- Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negative.
- Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil
- Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri) Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu.
Selanjutnya, beberapa saran berikut
mungkin layak menjadi pertimbangkan jika anda sedang mengalami krisis
kepercayaan diri.
1. Evaluasi
diri secara obyektif
Belajar
menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar “Kemampuan” pribadi,
seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif potensi diri baik yang
sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta
kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan
diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah,
kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran.
2. Beri
penghargaan yang jujur terhadap diri
Sadari
dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki.
Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan
transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja
prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak
yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan
menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan
berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan
penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya
bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri,
ketidakmampuan menghargai diri sendiri – hingga berusaha mati-matian menutupi
keaslian diri.
3. Positive
thinking
Cobalah
memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam
benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody’s perfect dan
it’s okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut
karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun.
Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan
biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Jika pikiran itu
muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis
dan rasional.
4. Gunakan
self-affirmation
Untuk
memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata
yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya:
Saya
pasti bisa !!
Saya
adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan
hidup saya !
Saya
bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang
sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan.
Sayalah
yang memegang kendali hidup ini.
Saya
bangga pada diri sendiri.
5. Berani
mengambil resiko
Berdasarkan
pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan
yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko,
melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau
pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain
untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri
(bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan
tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa
daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain.
6. Belajar
mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan
Ada
pepatah yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang
tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup.
Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari
kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat
sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua
berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang,
keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia
adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah
melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati
dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan.
Dengan “beban” seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan
melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya
dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan
dirinya dengan orang-orang yang membuat “cemburu” hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah
bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti
menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda
7. Menetapkan
tujuan yang realistic
Anda
perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti
apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan
yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut.
Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah,
tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya
resiko yang tidak diinginkan.
Mungkin
masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
Jika anda dapat melakukan beberapa hal seperti yang disarankan di atas, niscaya
anda akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu
diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang
berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah
menggambarkan kondisi kejiwaan yang sehat. Karena hal tersebut merupakan rasa
percaya diri yang bersifat semu.
Rasa
percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri
yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari
orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi
individu untuk “harus” menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru
pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa
percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal
ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari
teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak
sehat).
8. Membangun
Rasa Percaya Diri
Percaya
diri adalah bagian dari alam bawah sadar dan tidak terpengaruh oleh argumentasi
yang rasional. Ia hanya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat emosional dan
perasaan. Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama, yaitu
emosi, perasaan, dan imajinasi Emosi, perasaan dan imajinasi yang positif akan
meningkatkan rasa percaya diri. Sebaliknya emosi, perasaan dan imajinasi yang
negatif akan menurunkan rasa percaya diri.
Bagaimana
caranya supaya diri kita selalu dikelilingi oleh energi positif? Simak
kiat-kiat berikut ini :
1. Menghilangkan
pengaruh negative
Sejak
lahir dan sepanjang hidup kita mengalami rangsangan positif dan negatif dari
lingkungan silih berganti. Orang yang sepanjang hidupnya menerima rangsangan
negatif relatif akan memiliki kadar percaya diri yang rendah. Rangsangan
negatif dapat berasal dari lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, kantor atau
lingkungan pekerjaan, sekolah dan sebagainya. Apabila kita terperangkap dalam
suatu kondisi hubungan antar manusia yang sangat buruk, segera cari solusi.
Cara pertama adalah dengan berdamai atau berkompromi dengan lingkungan. Terima
kondisi dengan ikhlas. Tapi kalau tidak membawa hasil positif, lebih baik
keluar saja dari lingkungan tersebut apapun resikonya.
2. Pengakuan
dan Penghargaan
Pengakuan
dan penghargaan orang lain terhadap keberadaan, perbuatan atau prestasi kita,
akan sangat meningkatkan rasa percaya diri. Masalahnya tidak banyak orang lain
yang melakukan hal itu. Hanya orang-orang positif yang mau melakukan hal itu.
Solusinya
adalah bergabunglah dengan kelompootk orang-orang yang positif. Cara lain, kita
bisa memulai dengan melakukan pengakuan dan penghargaan pada diri kita sendiri.
Sekecil apapun perbuatan positif yang kita lakukan, akui dalam diri kita, atau
beri hadiah kecil-kecilan.
3. Pujian
Sama
seperti halnya pengakuan, pujian dapat meningkatkan rasa percaya diri kita.
Siapa yang tidak senang kalau ada yang memuji penampilan, kepintaran atau
keahlian kita. Pujian pun jarang diberikan pada lingkungan orang yang mayoritas
berpikiran negatif.
4. Memanjakan
diri
Memanjakan
diri itu penting dan perlu. Karena dengan begitu, kita akan merasa sebagai
manusia yang berharga dan bisa menghargai orang lain.
5. Beranggapan baik terhadap diri sendiri
Ini
cara yang paling mudah untuk meningkatkan percaya diri kita, karena dapat
dilakukan kapan saja dan di mana saja.
6. Dapatkan
input positif melalui panca indra
Input
positif dapat diperoleh lewat kisah-kisah heroik, kisah sukses, kisah yang
motivatif dan emosional dari tokoh atau pebisnis yang sukses. Kisah-kisah
tersebut dapat memotivasi kita untuk berpikir dan bertindak positif. Kita bisa
mendapatkan input tersebut dari buku, kaset, dan tv.
7. Biasakan
bersikap positif
Mulailah
bersikap positif dari diri sendiri dengan melakukannya pada kehidupan
sehari-hari. Pastikan memori kita hanya menyimpan peristiwa positif. Pandang
orang lain secara imbang dengan diri kita. Selalu berbuat jujur. Dan tunjukan
bahwa kita memang punya rasa percaya diri.
Sumber
: https://atzmalmsteen.wordpress.com/category/artikel-bk/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar