Kamis, 28 September 2017

Late Adolescence / Young Adulthood (Remaja Akhir / Dewasa Muda) – Usia 18 – 24 Tahun (Part 1)

Masa-masa remaja akhir (late adolescence) atau dewasa muda (young adulthood) adalah periode dimana terjadi perubahan yang sering dan eksplorasi dalam berbagai aspek : keluarga, sekolah/ kuliah, pekerjaan, peran, dll. Proses menjadi dewasa zaman sekarang lebih bervariasi dan berangsur daripada di masa lalu. Pemuda sekarang lebih lama dalam mencapai kemandirian dalam hal ekonomi dan psikologi. Pengalaman yang dirasakan pun bervariasi terhadap jenis kelamin, ras, etnik, dan status sosial.

1.       Penyesuaian perkembangan fisik

Perkembangan fisik primer pada dewasa muda sudah selesai, karena adanya perubahan yang cepat pada tubuh akibat hormon. Rata-rata perkembangan fisik berakhir pada usia 21 tahun, dan kemudian setelahnya adalah masa penerimaan terhadap bentuk fisik.

2.       Penyesuaian tubuh dan perasaan yang semakin dewasa

Seiring dengan terbangunnya identitas maskulin dan feminin, maka akan berkembang juga keterampilan terhadap hubungan romantis. Remaja akhir atau dewasa muda inipun kemudian mulai mempertimbangkan hubungan yang serius terutama secara emosional. Seperti apa saya? Seperti apa orang yang paling cocok dan bisa menjadi pasangan terbaik bagi saya? Lalu kemudian hubungan yang dekat dan serius pun mulai berkembang. Cinta, kesetiaan, dan komitmen merupakan hal yang paling penting dalam kesuksesan hubungan.

3.       Pengembangan dan penerapan keterampilan berpikir secara abstrak

Remaja mengalami perubahan yang signifikan dalam kapasitas berpikir. Disini remaja mulai berpikir dari konkrit ke abstrak, memahami dan bergulat dengan ide abstrak, memikirkan kemungkinan-kemungkinan, berpikir ke depan, berpikir tentang pemikiran, dan berempati “merasakan diri menggunakan sepatu orang lain.”

Secara umum, pemikiran abstrak merubah kemampuan mereka berpikir terhadap diri sendiri dan orang lain di dunia sekitar mereka.
Hal ini merupakan proses yang panjang dari remaja menuju dewasa. Contohnya, di awal proses dewasa muda, mereka memiliki keterbatasan dalam memiliki lebih dari satu sudut pandang, memahami sesuatu dari perspektif mereka saja tanpa mempertimbangkan orang lain.

Kapasitas berpikir abstrak pun kemudian terbangun, mereka mulai berpikir secara abstrak dan hipotetis, bisa melihat prinsip yang mendasari, dan menerapkannya ke dalam situasi yang baru. Mereka bisa berpikir tentang masa depan, mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan dan hasil yang logis pada setiap kejadian yang mungkin terjadi.

Mereka pun kemudian dapat menahan dan memanipulasi pengelompokan ide abstrak, dan membuat sistem yang dapat mengorganisasikan pemikiran abstrak tersebut. Kemampuan yang lebih dalam mempertimbangkan berbagai sudut pandang ini, pada waktu yang sama dapat mengakibatkan peningkatan empati dan perhatian terhadap orang lain, membangun ketertarikan terhadap isu sosial. Hal ini juga membuat remaja memiliki nilai “keragaman manusia” (berikut sudut pandangnya), dan mengapresiasi bahwa banyak jawaban yang benar untuk satu masalah.

4.       Penentuan identitas personal

Remaja bergerak dari mengidentifikasikan dirinya sebagai “perpanjangan” dari orang tua mereka (masa kanak-kanak), menjadi mengenali keunikannya dan mulai terpisah dari orang tua. Mereka mulai melihat diri sebagai individual dan orang yang terhubung dengan orang-orang atau kelompok tertentu. Mereka menyaring pergaulan mulai dari jenis kelamin, atribut fisik, etnis, dsb. Mereka mulau menelaah isu “Siapa saya? Bagaimana cara saya agar sesuai dengan orang lain? Apakah saya mudah disukai dan menyukai? Apakah saya kompeten?

Salah satu hasil penelitian mengatakan, “identitas” sementara ini terbagi atas gaya berpakaian, perhiasan, musik, tata krama dan gaya hidup. Para remaja akan berjuang untuk mengidentifikasi diri, melihat kontradiksi dalam bagaimana mereka merasakan dan bertindak dalam situasi yang berbeda, dan dalam level pemikiran dan pemahaman yang berbeda.

Dengan kata lain, masa-masa tersebut adalah masa menegaskan identitas, meskipun masih dalam masa pencarian identitas, dan juga masa merasakan diri berada di tengah-tengah, tidak lagi remaja namun belum dewasa.

-bersambung ke Part 2-
sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini